Kamis, 22 September 2016



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah- langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat berupa penataan ketenagaan dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat.  Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien.Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan lisan.
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan lisan.
Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang terima yang dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnosa medis, diagnosa keperawatam, program terapi yang sudah dilakukan dan rencana tindakan yang akan dilakukan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis kemudian keliling ke semua pasien. Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya karena timbang terima merupakan bagian penting dalam menginformasikan permasalahan klien sehari- hari.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa Program Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Unair akan melaksanakan timbang terima pasien berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional Primary Nursing di ruang Melati RSU Patria Husada Blitar

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus)?
2.      Bagaimana menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan pada klien?
3.      Bagaimana menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya?
4.      Bagaimana menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya?



1.3  Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
Mengomunikasi keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
                                            
1.3.2        Tujuan Khusus
1.        Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).
2.        Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan pada klien.
3.        Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
4.        Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

1.4  Manfaat
1.      Bagi Perawat
a.      Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b.      Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar  perawat.
c.      Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
d.     Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.

2.      Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.

3.      Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Defenisi Timbang Terima
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya  handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyedi akan waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan  yang akan terjadi dan antisipasinya.

2.2  Tujuan Timbang Terima
1.    Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2.    Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada klien.
3.    Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
4.    Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.
Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
1.    Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat.
2.    Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.

2.3  Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
1.    Dilaksnakan tepat pada waktu sif
2.    Dipimpin oleh kepala ruang/penanggung jawab pasien
3.    Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4.    Informasi yang disampaikan harus akurat,singkat,sistematis,dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien
5.    Timbang terima herus berorientasi pada permasalahan pasien
6.    Pada saat timbang terima di kamar pasien,menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi pasien. Sesuatu yang di anggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat pasien
7.    Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse station.
(Nursalam, 2015)














2.4  Alur Timbang Terima









Diagnosis Keperawatan (data)
 
 
























2.1 : Alur timbang terima
(Nursalam, 2015)




2.5  Evaluasi
1.      Stuktur (input)
Pada timbang terima ,sarana dan perasarana yang menunjang telah tersedi antara lain: catatan timbang terima ,status pasien dan kelompok sif timbang terima.kepla ruang/nurse in charge (NIC)memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pengertian sif yaitu malam ke pagi,pagi ke sore.kegiatan timbang terima sif sore ke dalam pimpinan oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2.      Proses
Prosestimbang terima di pimpin oleh kepala rungan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun akan menganti sif. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan menganti sif.timbang terima utama dilakukan di nurse station kemudian ke rungan perawat pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,diagnosis keperawatan,intervensi yang belum/sudah dilakukan.
3.      Hasil
Timbang  terima dapat dilaksanakan setiap pergantian sif. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
(Nursalam, 2015)











BAB III
PENUTUP

1.1  Simpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
Timbang terima bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai keadaan klien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal.
Pelaksanaan timbang terima pada hari ...........terhadap seluruh klien kelolaan di ruang bedah ,...... sebanyak 8 klien. Pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai perencanaan dan semua personal dapat melaksanakan kegiatan sesuai peran masing-masing.

1.2  Saran
1.        Pembagian peran PP dan PA hendaknya lebih jelas baik saat di nurse stasion atau saat di pasien
2.        Pada laporan timbang terima hendaknya dilengkapi dengan tanda tangan PP pagi dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan








DAFTAR PUSTAKA

Nursalam 2015. Menajemen keperawatan:aplikasi dalam praktek keperawatan profesional . Edisi 5. Jakarta: Selemba Medika.
Nursalam 2002. Menajemen keperawatan:aplikasi dalam praktek keperawatan profesional . Jakarta: Selemba Medika.
2007. Menajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan profesional, Edisi 2. Jakarta: Selembang Medika.
2011. Menajemen keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan professional. Edisi 3. Jakarta. Selembang Medika.